TUGAS ILMU SOSIAL DASAR (SOFTSKILL)
Permasalahan
dimasyarakat
Ilmu
Sosial Dasar bukanlah
suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Ilmu sosial dasar sebagai mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai
hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Masalah dilihat dengan kerangka
pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah objektif, dan
yang dilihat juga dengan kaca mata subjektif(Parsudi Suparlan, 1981).
Diharapkan gabungan kaca mata objektif dan subjektif ini akan mewujudkan adanya
kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan penuh rasa
tanggung jawab dan kepribadian yang kuat dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat
ilmiah, warga masyaraka dan negara Indonesia.
Masalah
Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan antara
situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya (Jenssen, 1992).[1] Masalah sosial dipandang oleh
sejumlah orang dalam masyarakat sebagai sesuatu kondisi yang tidak
diharapkan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan
sesama manusia lainnnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah
sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya
perbedaan dalam tingkat perkembangannya dan keadaan lingkungan alamnya.
Hal ini
telah disadari oleh Nisbet (1961), bahwa cara-cara untuk melihat masyarakat dan
memahaminya hampir dapat dikatakan tidak ada batasnya. Masyarakat dapat dilihat
menurut nilai-nilai dominannya, hasil-hasil teknologinya, pranata-pranatanya
yang utama, ataupun sistem-sistem spritiual dan intelektual.
Beberapa
kondisi karakteristik permasalahan di masyarakat:
- Kondisi yang dirasakan banyak
orang.
Suatu masalah baru dapat dikatakan sebagai
masalah sosial apabila kondisinya dirasakan oleh banyak orang. Namun,tidak ada
batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus yang harus merasakan masalah
tersebut. Jika suatu masalah mendapat perhatian
dan pembicaraan yang lebih dari satu orang, masalah tersebut adalah masalah
sosial.
2.
Kondisi yang dinilai
tidak menyenangkan.
Menurut paham hedonisme,
orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu
yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari masalah, karena masalah
selalu tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat sangat menentukan suatu masalah
dapat dikatakan sebagai masalah sosial.
3.
Kondisi yang menuntut
perpecahan.
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa
menuntut pemecahan. Umumnya, suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jika
masyarakat menganggap masalah tersebut perlu dipecahkan. Pada waktu lalu, masalah kemiskinan
tidak dikategorikan sebagai masalah sosial, karena waktu itu masyarakat
menganggap kemiskinan sebagai sesuatu yang alamiah dan masyarakat belum mampu
memecahkannya.[butuh rujukan] Sekarang, setelah masyarakat memiliki pengetahuan
dan keterampilan untuk menggulangi kemiskinan, kemiskinan ramai diperbicangkan dan
diseminarkan, karena dianggap sebagai masalah sosial.
4.
Pemecahan masalah
tersebut harus diselesaikan melalui aksi secara kolektif.
Masalah sosial berbeda dengan masalah
individual. Masalah individual dapat diatasi secara individual, tetapi masalah
sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial seperti aksi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya bersifat
multidimensional dan menyangkut banyak orang.
Upaya
pengedalian untuk permasalahan dimasyarakat :
- Sosialisi
Fromm (1994) menyatakan bahwa jika suatu
masyarakat ingin berfungsi secara efisien, maka anggotanya harus memiliki sifat
yang membuat mereka ingin berbuat sesuai dengan apa yang harus mereka lakukan
sebagai anggota masyarakat. Mereka harus menghentikan kegiatan mereka secara obyektif perlu mereka melakukan.
Orang dapat dikendalikan dengan mensosialisasikannya kepada mereka, sehingga mereka menjalankan peran sesuai dengan
apa yang diharapkan.
- Tekanan sosial
Ketika seseorang mengalami tekanan keinginan
dari sebuah masalah maka ini adalah sebuah proses yang berkisinambungan dan
sebagian besar berlangsung tanpa disadari. seseorang memilih menjadi seorang petani kecil, dan kemudian
hanya berpandangan tentang partai Republik yang baik, namun berbeda ketika Dia
mengalami tekanan dari partai ini, maka Ia akan memiliki haluan yang berbeda
dengan pandangannya sebelumnya. Hal ini akan sama saat keadaan
dilakukannya penekanan pada masalah sosial melalui perubahan paradigma
terhadap masalah tersebut
Sebagai akibat dari perubahan sosial
Perubahan demografi
(pertumbuhan atau pengurangan atau perubahan dalam susunan penduduk), perubahan
ekologi (perubahan dalam relasi
antara (penduduk dengan lingkungannya), perubahan kultural (perubahan dalam relasi
untuk memproduksi hasil ciptaan manusia, termasuk perubahan teknologi, dan
perubahan struktur (perubahan organisasi
dan relasi-relasi sosial).[4] Perubahan-perubahan yang alami umumnya tidak banyak mendapatkan
sorotan atau tanggapan karena dianggap wajar. Sedangkan perubahan yang
terencana sering menimbulkan kritik tajam bila tidak menemukan apa yang
diharapkan atau timbulnya masalah sosial akibat tidak sesuainya harapan dan
kenyataan.
Sebagai akibat dari pembangunan sosial
Pembangunan sosial adalah suatu proses perubahan
sosial yang terencana dan dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
sebagai suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling
melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Namun, ketika proses perubahan ini tidak berjalan sesuai dengan
rencana, maka tujuan dari pembangunan ini tidak akan terwujud, yang kemudian
dapat menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat yang menjadi target
pembangunan ini.
Sumber
Ilmu Sosial Dasar-Teori dan konsep ilmu sosial. Dr. M. Moenandar Soelaeman. hal 6
: